Minggu, 10 November 2013
Skenario
Malam ini, dia masih tertidur tanpa alas hanya dengan kaos oblong dan celana pendek, angin meniup kencang tubuhnya yang ringkih. Namun sedingin apapun malam ini tak membuat dia menggigil, justru sebaliknya.
Nafasnya terlihat begitu cepat sehingga memompa udara ke dalam tubuhnya seiring dengan aliran darah yang melaju cepat di setiap nadinya.
"Aku tidak ingin ini semua"
"Lalu? Mengapa kau ada disini?"
"Akupun tidak pernah sudi ada disini, muak, semuanya telah ditentukan"
"Siapa yang menentukan?"
"Kau! Kau yang menentukan!"
"Aku?"
"Ya! Kau! Dari awal kau telah menentukan semuanya!"
"Aku tidak pernah menentukan"
"Bohong! Aku sudah tidak ingin ini semua!"
"Awal segalanya, aku membuat skenario"
"Benar! Kau pembuat skenario dan harus dijalankan"
"Dengar, aku membuat begitu banyak skenario, di setiap skenario ada peran yang harus dijalankan, ada konsekuensi masing-masing di dalamnya, aku telah memberikan kau cara untuk menelaah setiap skenario. Ini pekerjaan kita, aku membuat skenario dan kau pelakon dari skenario.
Aku memberikan kau beberapa skenario, dan kau sendiri yang memilih skenario mana yang akan dijalankan. Mungkin kau lupa telah memilih skenario yang sekarang kau jalankan.
Aku sengaja, skenario itu dibuat hanya untuk satu episode, kau dapat memilih skenario lain untuk episode selanjutnya.
Yang perlu kau ingat, jangan pernah terburu - buru memilih skenario, pilihlah sesuai kata hati, karena walaupun skenario akan berbeda di setiap episode, tetapi akan selalu terkait selamanya, jangan sesali, dan jalani semua dengan ikhlas"
Tubuh kecil itu terbangun, butiran keringat melumuri seluruh tubuhnya. Dinginnya malam tidak dapat menyejukan tubuhnya.
Dia terhenyak, seakan tak percaya bahwa semua yang telah dia pilih membawanya ke tempat ini, hingga saat ini, menjadi seperti ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar