Selasa, 12 November 2013
Hari Ayah Sedunia
12 November 2013, diperingati hari Ayah sedunia. 180 derajat berbeda dengan peringatan hari Ibu. Sesungguhnya, perjuangan ayah tidak kalahnya dengan perjuangan ibu.
Bukan merasa iri kepada kaum perempuan, tetapi memang sepertinya hari ayah tidak terlalu spesial.
Well, sedikit melihat perjuangan seorang ayah:
Dia terbangun di subuh hari, melempar senyum pada seseorang yang sedang menyeduh teh hangat dalam cangkir putih. Lalu dia menghampiri dan mencium kening orang tersebut seraya membisikan kata-kata romantis dan mengajak untuk mengambil air wudhu.
Dua rakaat yang dia imami, terasa begitu khusyuk.
Pagi hari, roti bakar dan secangkir kopi menemani. Mereka bercengkrama dan tak lama dia mencium kening seseorang yang selalu menjadi pendamping setianya.
"Doakan aku, semoga hari ini diberi kemudahan untuk menjemput rezekiNya, diberikan yang halal, baik dan mencukupiuntuk menafkahi hidup ini"
Pagi,
Dia gigih untuk berlari, mengejar mimpi tanpa henti. Keringat di pipi sebuah bukti untuk dia memenuhi janji.
Siang hingga petang,
Dia banting tulang, tak masalah badannya remuk redam, kulitnya hitam legam agar bisa menjadi kebanggaan saat pulang.
Malam,
Apapun yang didapatkan, dia syukuri. Dia persembahkan untuk mencari ridho Ilahi.
Senyuman sang istri, mengalahkan manis dan hangatnya secangkir kopi yang telah disiapkan.
Perjuangan hari ini, bagi dia begitu terasa ringan dengan apa yang dia dapatkan sesampainya di rumah.
Tak pernah mengeluh, tak pernah menyesal.
Syukuri apa yang didapatkan"
Tapi, dibalik semuanya, perjuangan ibu tak bisa terkalahkan.
Selamat hari Ayah sedunia, semoga dapat menjadi ayah yang baik dan benar, kelak.
Amin.
Minggu, 10 November 2013
Skenario
Malam ini, dia masih tertidur tanpa alas hanya dengan kaos oblong dan celana pendek, angin meniup kencang tubuhnya yang ringkih. Namun sedingin apapun malam ini tak membuat dia menggigil, justru sebaliknya.
Nafasnya terlihat begitu cepat sehingga memompa udara ke dalam tubuhnya seiring dengan aliran darah yang melaju cepat di setiap nadinya.
"Aku tidak ingin ini semua"
"Lalu? Mengapa kau ada disini?"
"Akupun tidak pernah sudi ada disini, muak, semuanya telah ditentukan"
"Siapa yang menentukan?"
"Kau! Kau yang menentukan!"
"Aku?"
"Ya! Kau! Dari awal kau telah menentukan semuanya!"
"Aku tidak pernah menentukan"
"Bohong! Aku sudah tidak ingin ini semua!"
"Awal segalanya, aku membuat skenario"
"Benar! Kau pembuat skenario dan harus dijalankan"
"Dengar, aku membuat begitu banyak skenario, di setiap skenario ada peran yang harus dijalankan, ada konsekuensi masing-masing di dalamnya, aku telah memberikan kau cara untuk menelaah setiap skenario. Ini pekerjaan kita, aku membuat skenario dan kau pelakon dari skenario.
Aku memberikan kau beberapa skenario, dan kau sendiri yang memilih skenario mana yang akan dijalankan. Mungkin kau lupa telah memilih skenario yang sekarang kau jalankan.
Aku sengaja, skenario itu dibuat hanya untuk satu episode, kau dapat memilih skenario lain untuk episode selanjutnya.
Yang perlu kau ingat, jangan pernah terburu - buru memilih skenario, pilihlah sesuai kata hati, karena walaupun skenario akan berbeda di setiap episode, tetapi akan selalu terkait selamanya, jangan sesali, dan jalani semua dengan ikhlas"
Tubuh kecil itu terbangun, butiran keringat melumuri seluruh tubuhnya. Dinginnya malam tidak dapat menyejukan tubuhnya.
Dia terhenyak, seakan tak percaya bahwa semua yang telah dia pilih membawanya ke tempat ini, hingga saat ini, menjadi seperti ini.
Langganan:
Postingan (Atom)